yangdigunakan untuk kegiatan budidaya adalah sungai, saluran irigasi, mata air, hujan dan lain-lain tetapi aliran air yang masuk ke dalam kolam sangat sedikit debit airnya (0,5 - 5 l/detik) dan hanya berfungsi menggantikan air yang meresap dan menguap. Keramba Jaring Apung (KJA) Wadah budidaya ikan selanjutnya yang dapat digunakan oleh
Jakarta - Kementerian Kelautan dan Perikanan KKP menyegel Keramba Jaring Apung KJA milik PT. CTS di wilayah Jembatan Enam, Batam, Kepulauan Riau pada Jumat 9/6. Penyegelan tersebut dilakukan lantaran KJA seluas 2 hektare tersebut beroperasi tanpa dilengkapi perizinan sesuai Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan PSDKP, Laksamana Muda TNI Adin Nurawaluddin menyampaikan bahwa penyegelan tersebut merupakan langkah tegas KKP dalam menertibkan perizinan berusaha di subsektor perikanan budidaya."Pelanggaran yang terjadi pada tambak budidaya ikan Kerapu dan Kakap yang dikelola Perusahaan Penanaman Modal Asing PMA ini adalah tidak dilengkapi dokumen PKKPRL dan belum menerapkan CBIB. Oleh sebab itu, kita laksanakan penghentian sementara kegiatan operasionalnya", tegas Adin dalam keterangan tertulis, Sabtu 10/6/2023. Adin juga menegaskan bahwa penyegelan ini sebagai langkah preventif menghindari potensi kerusakan ruang laut yang lebih besar, akibat praktik budidaya yang tidak sesuai ketentuan."Ini sifatnya tindakan preventif, kegiatan pemanfaatan ruang laut yang tanpa dilengkapi dengan PKKPRL dan CBIB tentu memiliki potensi menyebabkan kerusakan ruang laut", ujar lanjut, Adin menyampaikan bahwa pihaknya menginstruksikan PT. CTS untuk segera mengurus dokumen PKKPRL dan CBIB. Adin mengingatkan akan memberikan sanksi yang lebih tegas apabila hal tersebut tidak KJA ini menjadi langkah berkelanjutan KKP dalam menertibkan usaha budidaya ikan tidak sesuai ketentuan. Sebelumnya, KKP juga telah menyegel tambak budidaya ikan yang tidak memiliki Dokumen PKKPRL di Batam pada beberapa waktu ini semakin mempertegas komitmen Kementerian Kelautan dan Perikanan dalam melakukan penataan pemanfaatan ruang laut sebagaimana arahan Menteri Sakti Wahyu trenggono. hns/hns
batampos Sektor budidaya perikanan di Bintan belum tergarap maksimal, meskipun sebagian besar wilayah Bintan terdiri dari lautan. Sekda Bintan, Adi Prihantara mengatakan, Bintan memiliki potensi besar di bidang budidaya perikanan karena lebih dari 80 persen wilayah Bintan merupakan lautan. Budidaya perikanan dengan sistem keramba apung yang dikembangkan salah satu kelompok budidaya
Baihaki, seorang pembudidaya ikan dalam keramba di Sungai Martapura, Kelurahan Banua Anyar, Kota Banjarmasin. Foto Donny Muslim/ apung ikan berjajar di tepi aliran Sungai Martapura, Kelurahan Benua Anyar, Kecamatan Banjarmasin Timur. Ditopang tong besar berbahan plastik, setiap keramba dilengkapi bak berukuran 3x3 meter dengan balutan atas titian ulin yang tersambung area keramba, sosok Baihaki 53 telaten menabur makan ikan-ikan berjenis Bawal ketika mendatanginya, Sabtu 29/6/2019 sore. Di tangan kanannya, segenggam pakan ikan dari usus ayam dicampur nasi siap ditabur ke dalam paruh baya ini satu dari puluhan penggiat budidaya ikan metode keramba jaring apung di Kelurahan Benua Anyar. Sejak puluhan tahun, daerah ini dikenal sebagai sentra pengembangan tambak ikan sungai di Kota Banjarmasin."Ulun sudah hampir tiga tahun di sini. Dulunya cuma nelayan biasa, tapi melihat yang lain ramai bikin keramba, akhirnya ikut-ikutan juga. Karena rumahku persis di pinggir sungai juga," kata dia kepada di sela ia memberi makan keramba ikan sederhana yang dikelolanya, Baihaki hanya membudidayakan ikan Bawal. Meski demikian, ia merasa budidaya satu jenis ikan saja sudah menguntungkan. Satu bak, bisa diisi sampai ekor. "Aku pasang empat bak. Bisa sampai tiga sampai empat ribu ekor kalau panennya. Satu ekor bawal itu dijual 18 ribu biasanya, bisa dihitung berapa hasilnya," ujar Baihaki. Ia menaburi pakan ikan dengan campuran tempe dan parutan Baihaki tak perlu mengeluarkan modal boros. Sesekali ia juga memberi makan ternaknya dengan usus ayam sebagai asupan bawal hasil budidaya keramba jaring apung di Sungai Martapura, Kelurahan Banua Anyar, Kota Banjarmasin. Foto Donny Muslim/ sengaja membudidayakan Bawal karena ikan ini cenderung mudah ketimbang ikan-ikan jenis lain seperti Lele, Patin dan Nila. Sebab, masa panen Bawal mencapai tiga sampai empat kali dalam satu tahun. Adapun sekali panen, ia sanggup mendulang 60 kilogram per melego satu ekor Bawal seharga Rp 18 ribu. "Jadi bisa saja menghidupi keluarga. Aku biasanya memasarkan ke pasar-pasar sentral kayak Pasar Hanyar Sentra Antasari. Bisa juga ada yang datang ke sini langsung," cerita dia, budidaya ikan di Sungai Martapura bukan tanpa ancaman. Ia mengkawatirkan kondisi air sungai yang tiba-tiba berubah menjadi asin dan asam. Apalagi kala musim kemarau tiba. Selain kondisi alam, ancaman juga datang dari keusilan orang-orang yang tidak bertanggung mengaku, jaring-jaring yang ada di keramba sering diputus. Walhasil, ikan-ikan menghilang begitu saja. "Aku kurang tahu juga siapa yang bikin ulah itu. Kalau merawatnya asal-asalan bisa banyak yang mati dan hilang. Khususnya ikan Nila dan Patin yang perlu dirawat benar-benar dan harganya mahal. Makanya aku menghindari, pilih ikan Bawal saja," pembudidaya ikan dalam keramba jaring apung di Sungai Martapura, Kelurahan Banua Anyar, Kota Banjarmasin pada Sabtu 29 Juni 2019. Foto Donny Muslim/
Untukikan nila dijual dengan harga Rp40.000,00 per kg dan untuk ikan mas dijual dengan harga paling murah Rp80.000,00 per kg disesuaikan dengan ukuran ikan," terangnya. Keberhasilan membudidayakan ikan menggunakan keramba di aliran sungai ini menumbuhkan semangat para pemuda desa untuk ikut gabung.
HomePerikananBudidaya Keramba Jaring Apung Budidaya keramba jaring apung merupakan cara budidaya yang dapat dilakukan di laut, sungai ataupun di danau. Dengan keadaan air yang cukup tinggi dengan kualitas ait yang cukup memadai untuk melakukan budidaya, Keramba menjadi pilihan yang bagus untuk melakukan budidaya. Keramba Jaring Apung adalah suatu sarana pemeliharaan ikan atau biota air yang kerangkanya terbuat dari bambu, kayu, pipa pralon atau besi berbentuk persegi yang diberi jaring dan diberi pelampung seperti drum plastik atau streoform agar wadah tersebut tetap terapung di dalam air. Kerangka dan pelampung berfungsi untuk menahan jaring agar tetap terbuka di permukaan air, sedang jaring yang tertutup di bagian bawahnya digunakan untuk memelihara ikan selama beberapa bulan. Budidaya Ikan Keramba Jaring Apung Dalam budidaya ikan, kita bisa melakukannya dalam beberapa media, salah satunya adalah media keramba jaring apung. Budidaya ikan keramba jaring apung bisa di lakukan baik di sungai yang dalam, danau, di atas kolam terpal, hingga laut. Budidaya ikan keramba jaring apung merupakan salah satu cara budidaya pembesaran ikan nila yang efisien dan efektif, model sistem budidaya ini telah terbukti lebih efisien, baik efisien secara teknis ataupun ekonomis. Dengan luasan media yang sempit, kita bisa melipat gandakan hasil panen ikan tanpa harus menambah biaya yang besar. Pola yang di pakai adalah mengintensifkan pola budidaya ikan tersebut, memang ahirnya akan berdampak pada biaya tinggi namun bisa didapatkan keuntungan yang lebih tinggi pula. Jika kita kelola dengan benar, sungai mempunyai potensi yang luar biasa dan dapat menghasilkan uang dalam jumlah besar. Peluang yang sangat baik ini akan membuat lapangan pekerjaan bagi warga setempat juga. Peralatan Budidaya Kerambang Jaring Apung Media untuk pembesaran dalam Budidaya ikan keramba jaring apung KJA umumnya berukuran 4x4x3 m3, spesifikasi teknis keramba jaring apung ukuran 4x4x3 m3 adalah sebagai berikut Pelampung Terbuat dari bahan styrofoam atau drum, berbentuk silindris, jumlah pelampung minimal 8 buah/jaring. Tali jangkar Terbuat dari bahan polyetiline PE, panjang 1,5 kali kedalaman perairan, jumlah sebanyak 5 utas/jaring, diameter inci. Jangkar Terbuat dari bahan besi atau blok beton atau batu, berbentuk segi empat, berat minimal 40 kg/buah, jumlah sebanyak 5 buah/jaring; Jaring Jaring terbuat dari bahan polyetiline PE 210 D/12, ukuran mata jaring 1 inci, warna hijau, ukuran jaring sebanyak 122,5 m 7x7x2,5 m3. Luas peruntukan areal pemasangan keramba jaring apung maksimal 10% dari luas potensi perairan atau 1% dari luas perairan waktu surut terendah. Selain itu mesti memiliki pembersih jaring, pengukur kualitas air termometer, sechsi disk, kertas lakmus, peralatan lapangan timbangan, hapa, waring, ember, alat panen, dll, dan sampan. Penebaran Benih Budidaya Ikan Keramba Jaring Apung Sebagai upaya sterilisasi, sebelum benih ditebar, benih sebaiknya direndam dahulu dalam larutan Kalium Pemanganat konsentrasi 4 – 5 ppm selama kurang lebih 15 – 30 menit. Lakukan adaptasi suhu benih agar suhu pada kemasan ikan sama dengan suhu di Keramba Jaring Apung dengan cara merendam wadah kemasan benih ke Keramba Jaring Apung selama 1 satu jam. Penebaran benih sebaiknya dilakukan pada pagi hari supaya ikan tidak mengalami stres atau kematian akibat perbedaan suhu tersebut. Benih yang ditebar berukuran 5 – 8 cm, berat 30 – 50 gr dan padat tebar 50 – 70 ekor/m3. Pakan yang diberikan untuk pembesaran ikan nila adalah lambit. Pemeliharaan Budidaya Ikan Keramba Jaring Apung Lama pemeliharaan Budidaya Ikan Keramba Jaring Apung mencapai 4 bulan untuk ikan Nila dengan tingkat kelangsungan hidup atau Survival Rate sebanyak 80%. Pakan yang diberikan berupa pelet apung dengan dosis 3 – 4% dari bobot total ikan. Frekuensi pemberiannya, 3 kali sehari pada pagi, siang dan sore dengan rasio konversi pakan FCR 1,3. Pengelolaan Panen Budidaya Ikan Keramba Jaring Apung Panen ikan sudah dapat dilakukan berdasarkan permintaan pasar, namun biasanya ukuran panen pada kisaran 500 gram/ekor. Panen dilakukan pada pagi atau sore hari untuk mengurangi resiko kematian ikan. Penanganan panen dilakukan dengan cara penanganan ikan hidup maupun ikan segar. Hal yang harus diperhatikan supaya ikan tersebut sampai ke konsumen dalam keadaan hidup dan segar antara lain Pengangkutan menggunakan air yang bersuhu rendah sekitar 20 0C; Waktu pengangkutan hendaknya pada pagi hari atau sore hari; Jumlah kepadatan ikan dalam alat pengangkutan tidak terlalu padat.
Penelitianini bertujuan untuk menganalisis dampak dari budidaya ikan keramba jaring apung terhadap produktivitas primer serta kualitas perairan di Waduk Darma Kabupaten Kuningan ditinjau dari parameter fisik- kimiawi yang mempengaruhi produktivitas primer.Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli-Agustus 2017 sebanyak empat ulangan pada empat lokasi penelitian di perairan.
Pembudidayaan ikan dapat dilakukan tidak hanya di kolam, di sawah, atau perairan yang terkendali, tetapi dapat juga dilakukan di perairan umum, seperti di danau, di bendungan, atau di sungai. Dengan suatu paket teknologi tertentu, ternyata perairan umu dapat dijadikan media bubidaya ikan secara intensif. Teknologi tersebut adalah dengan menggunakan kantong jaring terapung, keramba, atau sistem pagar. Di bendungan PLTA Koto Panjang banyak petani ikan membudidayakan ikan dengan menggunakan kantong jaring terapung, Ternyata dengan cara ini produksinya tinggi sehingga memberikan keuntungan yang tinggi pula bagi petani ikan. Boleh dikatakan petani ikan hidup layak karena kantong jaring terapung. Tata Letak Jaring Terapung Jaring terapung apabila telah terpasang di danau atau di dam bendungan, Biasanya dirakit menjadi satu unit. Satu unit rakit jaring terapung terdiri atas empat jaring kolam dan satu gudang atau tempat jaga. Setiap jaring kolam berukuran panjang 7 m. lebar 7 m, dan kedalaman 3 m. A. Bahan yang diperlukan Bahan-bahan yang diperlukan dalam pembuatan jaring terapung untuk satu jaring adalah sebagai berikut. No Nama Bahan Ukuran spesifikasi Jumlah Kegunaan 1 Bambu apus 100 buah tiang penghubung 2 Drum drum oli atau minyak 33 buah pengapung 3 kayu kaso 1 m 400 buah pengapit drum 4 jaring polythyline 380 N/95 inci 4 x 18 kg kantong jaring wadah 5 jangkar semen besar 75 kg 6 buah pemberat unti jaring 6 Jangkar semen kecil 1,5 kg 32 buah pemberat jaring 7 Tambang plastik diameter 4 mm 180 m pengikat jangkar semen besar 8 Tambang plastik diameter 2 mm 360 m pengikat jangkar semen kecil. Tali rib jaring 9 paku 7 cm 10 kg 10 paku 12 cm 10 kg 11 kawat 0,5 mm 20 m pengikat B. Merakit bagian unti Merakit drum drum diapit dengan kaso Merakit kantong jaring jaring menjadi kantong jaring dengan ukuran 7x7x3 m. Merakit jangkar semen besar semen dicetak menjadi jangkar dengan berat 75 kg dan bentuk biasanya bundar atau sesuai dengan cetakan. Jangkar semen kecil semen dicetak menjadi jangkar. Merakit untik jaring titian bambu dipasang di atas drum dan tujuh buah bambu dipaku dengan kaso. C. Merakit unit jaring Titian bambu dipasang di atas drum dan tujuh buah bambu dipaku dengan kaso. Kerangka unti jaring ditarik ke tempat terpilih. Penarikan kerangka biasanya menggunakan kapal. Jangkar semen besar dipasang. Caranya, jangkar diikat dengan tambang berukuran diameter 4 mm, kemudian jangkar diletakkan di dasar perairan agar untik jaring tidak hanyut. Kantong jaring dipasang. Cara memasangnya adalah sebagai berikut. Pada setiap sudut kerangka calon net atau jaring kolam dipasang tiang yang berukuran 0,5 m kemudian kantong jaring direnggangkan dengan cara menyusupkan tambang kedalam lubang mata pada sisi atas jaring. Pada setiap sudut jaring, tambang diikatkan pada tiang. dengan demikian, kantong jaring telah terpasang. Jangkar semen kecil dipasang. gunanya untuk merenggangkan kantong jaring Tempat Unit Jaring Untuk menempatkan unit jaring pada perairan perlu memilih tempat yang baik atau tempat yang memenuhi syarat. Tempat yang dianggap baik untuk unit jaring adalah tempat yang memenuhi persyaratan sebagai berikut. A. Luas Perairan Luas perairan perlu diperhatikan karena menyangkut jarak antar unti jaring. jarak antarunit jaring yang baik adalah 50 m. B. Kedalaman Perairan Kedalaman perairan juga merupakan faktor penentu. Jika perairan terlalu dangkal, dikhawatirkan pada saat musim kemarau air akan surut dan sebagian dangkalan akan menjadi kering. Dengan demikian, jaring akan berada di dasar perairan. Sebaiknya dasar perairan diperhatikan pada saat pasang surut terendahnya air. C. Arus Air Bendungan atau dam air yang kelihatan tenang sebenarnya terdapat arus besar di lapisan air bawah. Arus terbesar terjadi pada musim penghujan. Usahakan pemasangan unit jaring tidak pada posisi arus cepat. D. Jalur Angin Kencang Biasanya pada tempat-tempat tertentu merupakan jalur angin kencang. Hendaknya pemasangan unit jaring juga memperhatikan jalur angin. E. Sinar Matahari Banyak sedikitnya sinar matahari sangat menentukan subur atau tidaknya perairan tersebut. Untuk itu, pemasangan unit jaring juga harus memperhatikan sinar matahari Pemeliharaan A. Pemeliharaan Sistem Tunggal Disebut pemeliharaan sistem tunggal karena iklan yang dipelihara hanya satu jenis pada satu jaring kolam. Pemeliharaan ikan sistem tunggal ini meliputi hal-hal berikut. 1. Pendederan Benih Ikan Mas a. Pendederan I Secara umum pendederan I benih ikan mas dilaksanakan di sawah, tanpa diberi pakan atau makanan tambahan. Akan tetapi, ada beberapa petani ikan yang mencoba mendederkan benih ikan mas ukuran 2-3 minggu di jaring hingga menjadi putihan. Pada periode ini benih ikan sangat peka terhadap perubahan lingkungan dan sangat beresiko tinggi. Pakan tambahan diberikan berpa larutan kuning telur rebus dengan susu. Pakan ini diberikan pada minggu-minggu pertama pendederan. Dari 1 liter benih biasanya akan menghasilkan 9 kg putihan 1 kg = 200-300 ekor, dalam 1 bulan pemeliharaan. b. Pendederan II Ukuran Mata jaring Ukuran mata jaring yang dibutuhkan pada pendederan 2 ini adalah 0,9 atau bermata 3/4 inci. Kebutuhan benih Benih yang dibutuhkan untuk ukuran 1 kg = 200-300 ekor 3-5 cm, sebanyak 50 kg. Benih ini disebar pada satu jaring kolam ukuran 7 x 7 x 3 m sehingga satu unit jaring membutuhkan 200 kg. Pelepasan benih hendaknya dilakukan secara bertahap. Benih yang akan dilepaskan hendaknya disesuaikan dengan keadaan air setempat. Caranya, pak atau bungkus benih dibuka dan dibiarkan di perairan hingga benih telah bisa menyesuaikan diri. Tandanya, benih ikan akan keluar dari pak satu demi satu dan akhirnya akan keluar semua. Penyesuaian diri ini membutuhkan waktu kira-kira 20-30 menit. Usahakan pelepasan benih pada saat keadaan air sejuk, yaitu pada pagi, sore, atau malam hari. Pemberian pakan Benih ikan biasanya belum mengenal pakan buatan sehingga perlu diperkenalkan terlebih dahulu. Cara memperkenalkannya adalah dengan membuat susunan, yaitu memasang kain ukuran 1 x 0,5 m, kemudian dibentangkan pada permukaan di tepi jaring kolam. Susunan ini digunakan sebagai tempat pakan buatan. Pakan yang diberikan berupa pelet khusus untuk benih berdiameter 2 mm. Jumlah pelet yang diberikan setiap hari 3% dari kira-kira berat benih total atau usahakan benih tidak kelaparan. Pelet tersebut diletakkan pada ikan susunan. Karena pelet melarut, otomatis benih-benih akan mendekat dan mulai memakan larutan pelet tersebut. Susuan diberikan hingga 10 hari. Setelah itu, susuan diambil. Biasanya setelah 10 hari benih-benih telah mengenal pakan buatan atau pelet. Tahap berikutnya adalah penaburan pelet. Pelet ditabur pelan-pelan dan usahakan pelet dimakan oleh semua benih ikan. Taburan pelet ini hingga benih sudah tidak mau makan lagi. Tandanya, benih ikan akan tenggelam. Taburkan pelet pada saat ikan sedang lapar sehingga pemberian pelet akan berulang-ulang bertahap. Penjarangan Setelah benih dipelihara selama satu bulan, biasanya dilakukan penyortiran atau pengelompokan. Maksudnya, benih yang sama ukurannya diletakkan pada satu tempat karena kalau tidak, ikan yang besar akan cepat besar dan ikan kecil akan kalah. Pengelompokan dilakukan apabila benih terlihat tidak sama ukurannya. Penjarangan dilakukan apabila benih dalam jaring kolam terlalu padat. Hal ini dilakukan apabila benih-benih ini akan dibereskan sendiri, tetapi lain halnya apabila benih-benih ini akan dijual. Pemanenan Benih dipanen setelah dipelihara selama satu bulan. Ukuran benih saat panen adalah 1 kg = 80 - 100 ekor. Benih ukuran ini layak dibesarkan dalam kantong jaring. 2. Pendederan Benih Ikan Nila Cara kerja keseluruhannya hampir sama dengan pendederan benih ikan mas. Hanya yang perlu diperhatikan adalah pakannya. Pakan benih ikan nila lebih sederhana dibandingkan ikan mas. Pakan yang diberikan berupa pelet yang dicampurkan dengan katul, dengan perbandingan satu hektar pelet dua takar katul. Pelet dilumatkan, kemudian dicampur dengan katul. Campuran tersebut dibasahi dengan air hingga merata, kemudian diletakkan dalam satu susun dan ikan nila akan memakan pakan tersebut. Berikanlah pakan selagi benih ikan nila lapar. Pendederan 1 dimulai dari putihan hingga ukuran 3-5 cm sankal silet. Proses ini membutuhkan waktu 1 - 1,5 bulan. Pendederan 2 dimulai dari ukuran 3-5 cm sangkal silet menjadi benih ukuran 10 cm sangkal korek. Pemeliharann tahap ini jika dimulai dari sangkal silet benih berasal dari sawah atau kolam, perlu dibuatkan susunan. Pemberian pakan bisa dengan cara ditaburkan dengan membuat adonan seperti di atas. Jika benih nila berasal dari hasil pendederan 1, pakan langsung ditaburkan. Benih hasil pendederan 1 dan 2 telah bisa dipanen dan dipasarkan atau dibesarkan di jaring atau kolam. 3. Pembesaran Ikan Mas a. Penebaran Benih Sebelum melaksanakan penebaran ikan, yang pertama kali diperiksa adalah ukuran mata jaring. Ukuran mata jaring harus lebih kecil daripada ukuran lebar ikan. Hal ini dimaksudkan agar ikan tidak lolos dari jaring. Selain itu, Keutuhan jaring harus baik. Jika ukuran ikan yang akan ditebar 1 kg = 80 - 100 ekor, mata jaring digunakan 1 inci 2,5 cm. Padat penebaran 1,25 kuintal benih ikan mas pada keluasan 7 x 7 x 3 m jaring kolam sehingga satu unit jaring membutuhkan benih 4 x 1,25 kuintal = 5 5 kuintal. Penebaran benih sebaiknya dilakukan pada pagi, sore, atau malam hari. Pelepasan benih sebaiknya dilakukan secara bertahap, sama seperti pelepasan pada pendederan, yaitu benih butuh penyesuaian di lingkungannya yang baru. Hal ini penting dilakukan, kalau tidak benih ikan akan banyak yang mati. Ikan bersifat poikilotermal yaitu sanggup menyesuaikan diri dengan suhu di tempat dia berada. Akan tetapi, toleransi ini terbatas. Penelitian mengatakan toleransi ikan terhadap suhu tidak lebih dari 5 derajat celcius. Di atas atau di bawah itu ikan tidak sanggup lagi. b. Pemberian Pakan Karena jaring kolam luasnya terbatas, sudah barang tentu ketersediaan pakan pun terbatas. Oleh karena itu, perlu diberi pakan tambahan berupa pelet yang bergizi tinggi dengan kandungan protein 20 %. Ikan akan cepat tumbuh apabila energi dalam tubuh ikan lebih besar dari pada energi yang digunakan untuk aktivitasnya. Jumlah pelet yang diberikan adalah 3-5 % kali bobot total ikan yang ada pada jaring kolam. Pakan ini diberikan hingga lima kali dalam satu hari. Hal ini sebenarnya tergantung pada keadaan ikan karena apabila suhu air tinggi, ikan akan cepat lapar sehingga nafsu makan meningkat. Oleh karena itu, pemberian pakan pada siang hari lebih banyak daripada pagi dan sore hari. berikanlah pakan selagi ikan lapar dan timbanglah jumlah pakan yang akan diberikan. c. Pengaambilan Sempel Ikan Sempel ikan perlu diambil dua minggu sekali atau tergantung pada tujuannya. Pengambilan sempel ikan ini banyak manfaatnya. Pada kantong jaring terapung pengambilan ikan cukup 30 ekor karena apabila terlalu banyak ikan lainnya bisa stress. Timbanglah berat ikan contoh tersebut. Setelah itu, hitung berat total ikan dalam kantong jaring tersebut dengan cara. Jumlah total ikan dibagi jumlah ikan sempel dikali berat ikan sempel dan hasil berapa kg. itulah berat taksiran kasar. JTI JIS x BIS = ... kg. Jika berat total ikan diketahui, kebutuhan pelet per hari bisa dihitung dan jumlah pelet dan berat ikan saat itu bisa dibandingkan. Lambat atau cepat pertumbuhan ikan bisa dievaluasi. Dengan demikian, kita bisa mengetahui baik atau tidaknya mutu ikan. Selain atau tidaknya cara kita memberi pakan kepada ikan tersebut. d. Pemanenan Setelah ikan dipelihara selama 2,5 - 3 bulan maka ukuran ikan mas akan menjadi 1 kg = 4-6 ekor dan dapat untuk dipanen. Berdasarkan permintaan pasar, ikan mas ukuran ini banyak diminati masyarakat. Pemanenan bisa dilakukan serentak dengan memilih ukuran tertentu, tergantung pada permintaan pasar. Cara memakan ikan dalam jaring kolam dilakukan dengan menggu alat bantu, yaitu bambu. Bambu dimasukkan secara menyilang dibawah jaring, kemudian jaring kolam ditarik perlahan-lahan hingga ruang gerak kan menyempit. Pruduksi yang diharapkan = Jumlah pakan 2 + jumlah benih kg = ... kg. e. Pengangkutan Ikan Ikan dijual dalam keadaan hidup agar dagingnya tetap segar dan enak. Cara mengangkut ikan dalam keadaan hidup adalah ikan dipak dengan menggunakan plastik yang diisi dengan air dan oksigen dengan perbandingan tertentu, kemudian diikat rapat-rapat. Cara mengepak ikan hasil panen, ukuran 1 kg = 4-6 ekor adalah sebagai berikut. Kantong plastik panjang 1,2 m, lebar 0,8 m. air 1/3 bagian oksigen 2/3 bagian ikan 10 kg. Pertama-tama plastik diikat di tengahnya, kemudian ujung yang satu ditarik dengan dibalik ke ujung lain sehingga ikatan tengah menjadi dasarnya. Berikutnya, diisi air bersih sepertiga bagian dan ikan 10 kg, kemudian oksigen dimasukkan dua pertiga bagian lalu ujungnya diikat rapat-rapat. Dalam keadaan ini ikan mas tahan diangkut selama 6-7 jam perjalanan lebih kurang 400 km. Apabila ika mas akan diangkut jarak jauh di atas 700 km, dalam pak tersebut sebaiknya diberi gumpalan es 3 jari agar suhu tetap dipertahankan. 4. Pembesaran Ikan Nila a. Penebaran Benih Benih nila yang ditebar biasanya berukuran 8-10 cm sangkal kotak korek. Jumlah benih yang dibutuhkan 1 - 1,5 kuintal dalam satu jaring kolam berukuran 7 x 7 x 3 m. Sehingga satu unit membutuhkan 4 x 1,5 kuintal = 6 kuintal. Cara pelepasan benih ikan nila hampir sama dengan pelepasan benih-benih ikan yang lain. b. Pemberian Pakan Pakan yang diberikan berupa campuran pelet satu bagian dan katul 2 - 2,5 bagian. Sebelum pakan dicampur, pelet dihancurkan, kemudian pelet dan katul dicampur hingga merata. Berikutnya campuran dibasahi dengan air hingga merata dan adonan siap diberikan kepada ikan nila. Jumlah pakan yang harus disediakan 3 -5 % kali bobot total ikan dengan jumlah pemberian lima kali dalam satu hari. Perlu diingat, pada siang hari ikan nila mempunyai nafsu makan yang tinggi. Untuk itu, perbandingan pakan pada siang hari lebih banyak dibanding pagi dan sore hari. Pakan diberikan selagi ikan sedang lapar. c. Pengambilan sempel ikan Pengambilan sempel ikan bisa dilakukan bisa juga tidak. Sebenarnya salah satu tujuan pengambilan sempel ikan adalah untuk mengetahui bobot total sehingga benyaknya kebutuhan pakan setiap hari diketahui. Lain halnya dengan ikan nila, ikan nila termasuk ikan pemakan plankton sehingga tampa pakan tambahan pun ikan nila bisa hidup dan tumbuh, tetapi karena kepadatannya tinggi, pakan tambahan perlu diberikan. d. Pemanenan Setelah ikan nila dipelihara selama 3 - 3,5 bulan, ikan nila akan berukuran 1 kg = 10-15 ekor. Biasanya hasil yang diperoleh menjadi 8-10 kuintal. Cara memanen ikan sama dilakukan dengan cara memanen ikan mas. Setelah dipanen ikan nila siap dipasarkan. Cara pengangkutan berbeda dengan ikan mas. Ikan nila dipak dengan menggunakan kotak ikan fish box, yang terbuat dari fiber glas. Jika tidak dengan cara begitu, pak bisa bocor karena sirip ikan nila sangat tajam dan keras. B. Pemeliharaan Sistem Lapis 1. Pembesaran Ikan Mas Bersama Ikan Nila Per jaring kolam Pembesaran ikan mas dapat dipelihara bersama ikan nila. sistem pemeliharaan menggunakan kantong jaring berlapis, ada lapis atas dan ada lapis bawah. Lapisan atas digunakan untuk memelihara ikan mas dan lapisan bawah dipelihara ikan nila. Cara penempatan seperti ini dilakukan karena ikan nila bersifat pemakan plankton dan pakan buatan dan mempunyai sifat efisiensi yang tinggi, memakan makanan relatif sedikit dan mampu diubah menjadi daging yang relatif banyak. Jika ikan mas pada lapisan atas diberi pakan pelet, otomatis sisa-sisa pakan akan jatuh ke bawah. Sisa-sisa pakan inilah yang akan dimakan oleh ikan nila pada lapisan bawah. Dengan demikian, diharapkan air bersih dari sisa pakan. Pemasangan kantong jaring lapisan bawah. Kantong jaring lapisan bawah dipasang 0,5 m agak ke bawah dengan kantong jaring lapisan atas. Pada tepi keliling kantong jaring atas ditarik tambang agar lapisan bawah mempunyai rongga/ ruang 0,5 m. Pada saat pemanenan ikan mas, biasanya ikan nila masih agak kecil belum saatnya dipanen sehingga membutuhkan waktu pemeliharaan tambahan. Jika terjadi hal yang demikian, pakan tambahan sesuai dengan sistem tunggal perlu diberikan. Hasil yang dicapai ikan pada sistem ini 5 kuintal. Kita dapat membayangkan keuntungan petani dengan memelihara ikan dengan cara ini. Ikan nila merupakan keuntungan tambahan, di samping keuntungan pemeliharaan ikan mas itu sendiri. 2. Pembesaran Ikan Mas Bersama Ikan Nila per unit Pemeliharaan sistem lapis per unit ini lebih efisien dibanding pemeliharaan sistem lapis per jaring kolam. Dari keempat jaring kolam tersebut hanya diberi satu jaring lapis bawah seluas satu unti. a. Pemasangan Jaring Bawah per Unit Kantong jaring lapis bawah dipasang pada bagian terluar dari unit jaring. Pengapungan serta titian berada dalam kantong jaring tersebut. Jaring digunakan berukuran 0/15 - 3/4 inci. b. Pemeliharaan Pemeliharaan dengan cara ini hampir tidak ada bedanya dengan sistem lapis per jaring kolam. Hanya pada penebaran benih ikan nila per unti adalah 1 ton ukuran 8-10 cm per sangkal korek. Saat panen tiba, biasanya dihasilkan ikan nila sebanyak 7-8 ton. Permasalahan Setiap kegiatan yang dilakukan pasti ada resikonya di samping keuntungannya. Akan tetapi, resiko ini bisa diperkecil atau dihindarkan. Hal semacam ini membutuhkan pengetahuan dan pengalaman khusus. Pemecahan Masalah Pemasangan unit jaring harus memperhatikan dasar prakiraan. Yang paling baik dipasang pada saat puncak musim kemarau sehingga tempat ideal ditemukan. Sebelum melepas benih jaring harus diperiksa. Periksalah jaring sebelum dan pertengahan pemeliharaan. Jika ada lubang kebocoran, segeralah diatasi. Agar ikan tidak takut kepada orang. kantong jaring diangkat atau didangkalkan dan ikan tidak diberi pakan satu hari. Setelah itu, jaring dikembalikan ke tempat semula. Jika cuaca mendung sinar matahari kuran, ikan tidak boleh terlalu banyak diberi pakan dipuaskan. Dengan demikian, ikan akan berada di permukaan perairan. Jika terjadi arus balik kotoran dasar perairan akan terangkat ke atas sehingga racun-racun juga terbawa ke atas sehingga ikan bisa mati. Untuk mengatasi hal ini, jaring diangkat dan didangkalkan agar ikan berada dipermukaan perairan. Sumber Khoironi
Sejumlahwarga di wilayah itu memanfaatkan sungai kecil untuk budidaya ikan dalam keramba dengan berbagai jenis ikan nila, ikan mas dan lainnya untuk kemudian dijual kepada konsumen dengan harga rata-rata Rp40 ribu-Rp80 ribu per kilogram. (FOTO : ANTARA/Harviyan Perdana Putra)
Pertanianku — Ada banyak jenis wadah budidaya yang dapat Anda pilih sesuai dengan kebutuhan dan kondisi. Salah satu jenis wadah budidaya ikan yang sering Anda temui adalah keramba. Wadah budidaya ini sering digunakan di perairan umum, seperti sungai, rawa, danau, atau waduk. foto Keramba bisa digunakan untuk pendederan sampai pembesaran. Bahan yang digunakan untuk membuat keramba di antaranya bambu, kayu, atau besi tahan karat. Keramba biasanya dibuat berukuran 2 m × 1 m × 1 m. Jumlahnya sebanyak 40—50 unit dengan jarak bilah pada keramba sekitar 0,5—1 cm. Hal ini bertujuan mencegah benih yang sedang dibesarkan tidak keluar dari wadah dan mencegah sampah masuk ke keramba. Di sungai atau perairan lainnya, keramba ditambatkan pada patok kayu yang ditancapkan di dasar sungai atau tepian sungai dengan menggunakan tali tambang. Bagian atas keramba diberikan pintu yang dapat dibuka dan ditutup. Pintu ini bermanfaat untuk keperluan operasional budidaya. Sebelum Anda memutuskan untuk menggunakan keramba, Anda perlu memperhitungkan terlebih dahulu kondisi sungai. Pasalnya, wadah ini dapat menghambat arus sungai, jebakan sedimentasi, dan tempat tersangkutnya sampah yang hanyut di sungai. Wadah ini tidak bisa digunakan pada perairan yang sudah tercemar dengan bahan-bahan berbahaya. Perairan tersebut dapat menyebabkan kematian pada ikan. Kematian tersebut tidak bisa dicegah atau diminimalisir. Ada tiga posisi keramba di dalam perairan, yakni mengapung di permukaan air, melayang di dalam perairan, dan menempel di dasar perairan. Wadah budidaya yang mengapung di permukaan air bisa digunakan untuk membudidayakan semua jenis ikan air tawar. Pembudidaya dapat memberikan pakan tambahan melalui pintu atau kisi-kisi keramba. Wadah ini dapat memudahkan pembudidaya untuk mengontrol ikan yang tengah dipelihara. Sementara itu, keramba yang melayang di dalam perairan tidak bisa digunakan untuk semua jenis ikan, hanya ikan yang tidak pernah mengambil napas langsung dari udara yang bisa menggunakannya. Salah satu jenis ikan yang cocok dengan wadah ini adalah ikan nila. Selama masa budidaya, ikan tidak perlu diberikan pakan tambahan. Oleh karena itu, Anda perlu memilih perairan yang subur dan kaya bahan makanan. Namun, wadah ini membuat pembudidaya tidak dapat memantau perkembangan ikan. Terakhir, keramba yang menempel di dasar perairan. Wadah ini hanya bisa digunakan untuk ikan tertentu seperti nila dan betutu. Wadah budidaya hanya diangkat pada waktu panen.
Dalambudidaya ikan, kita bisa melakukannya dalam beberapa media, salah satunya adalah media keramba jaring apung. Budidaya ikan keramba jaring apung bisa di lakukan baik di sungai yang dalam, danau, di atas kolam terpal, hingga laut. Budidaya ikan keramba jaring apung merupakan salah satu cara budidaya pembesaran ikan nila yang efisien dan efektif, model sistem budidaya ini telah terbukti lebih efisien, baik efisien secara teknis ataupun ekonomis.
KLATEN—Air sungai irigasi itu mengalir bersih meski tak memperlihatkan dasar sungai. Tak ada sampah di tebing-tebingnya. Hanya karamba yang berderet berisi ikan nila dan bawal di sepanjang kali yang melintas di Dukuh Kalikebo dan Dukuh Jogoiten, Desa Kalikebo, Trucuk, karamba berisi 300-350 benih ikan. Umur ikan memiliki selisih satu pekan dari karamba satu dengan karamba lainnya. Di beberapa karamba terlihat eceng gondok atau ikan-ikan yang berenang di sekelilingnya.“Karamba ini baru populer di masyarakat sini sekitar dua bulan lalu,” kata Tugino, salah satu penggagas budidaya ikan dalam karamba, saat ditemui JIBI di dukuh setempat, Sabtu 10/6/2017.Pria yang juga menjabat Wakil Ketua Komunitas Ulam Mangunggal Kalikebo Kolam Kali itu menceritakan gagasan karamba muncul sejak 2016. Kala itu, sampah-sampah menumpuk di ruas-ruas sungai dengan lebar dua meter. Sedimentasi tinggi sehingga debit air sedikit. “Lalu, sungai ini dikeruk sama pemerintah desa supaya aliran air lancar,” kenang pria bertumbuh jangkung itu. Merespons pengerukan kali, ia dan teman-temannya tercetus ide bagaimana cara merawat kali tetap bersih. Lalu, dipilihlah metode budidaya ikan dalam karamba. Ide itu ia awali bersama 15 orang temannya dengan bersih-bersih sungai.“Waktu itu enggak ada respons dari warga. Kami sempat dibilang orang gila. Ini bersih-bersih sungai dapatnya apa?” ujar dia, diiringi sungai dirasa bersih, ia membikin dua unit karamba berukuran 75 cm x 80 cm x 2 meter. Satu karamba ia isi benih ikan nila 300-350 pakan ikan pada pagi dan sore hari menjadi kebiasaan baru anggota komunitas yang terbentuk enam bulan lalu itu.“Setelah empat bulan kami lihat kok prospeknya lumayan. Lalu, kami beranikan untuk mengajak warga,” tutur pria, warga, ia menawarkan subsidi benih ikan nila yang ia datangkan dari Didit Riyanto, temannya di Bantul, Jogja, secara juga memastikan komunitas siap mengkaver pemasaran ikan hasil panen. Ia berencana, selain penjualan langsung, pemasaran ikan dilakukan dengan membuka pemancingan.“Dari situ banyak warga tertarik bikin karamba. Padahal masyarakat belum tahu hasilnya. Satu bikin, bikin semua. Sekarang setiap pagi dan sore hari warga berjajar di tepi sungai memberi makan ikan,” beber hasil pemetaan yang dilakukannya, di ruas sungai sepanjang 700 meter itu ada 170 titik yang memenuhi syarat untuk dipasang karamba. Kriterianya adalah ada genangan air yang tersisa saat sungai kering atau air irigasi ditutup secara bergiliran. Ukuran tiap karamba juga identik. “Biar satu orang satu karamba. Kalau menuruti yang punya duit pasti ingin bikin banyak. Tapi, kami inginkan kebersamaan,” terang berharap, keberadaan budidaya ikan dalam karamba bisa meningkatkan perekonomian warga sekitar. Ia tak ingin warga bergantung pada bantuan-bantuan lagi. Kebiasaan warga membuang sampah ke sungai pun sirna.“Yang jelas visi ke depannya biar pada bersatu, pada ngumpul bareng,” harap hanya ikan, di sepanjang tepi sungai juga ditanami aneka tanaman hortikultura seperti cabai, tomat, terong, dan lainnya. Perawatannya diserahkan kepada ibu-ibu di dukuh setempat. Sebanyak 600 batang tamanan bakal disusun bertingkat seperti model bertani di lahan terbatas. “Kami bergerak perlahan karena memang keterbatasan dana. Semua kebutuhan kami penuhi secara swadaya,” ujar satu warga, Sadiman, warga Dukuh Kalikebo, RT 035/RW 010, Desa Kalikebo, menuturkan keikutsertaannya bikin karamba memang sekadar ikut-ikutan merasa senang saat berkumpul bersama teman lainnya memberi pakan ikan. Di karamba miliknya, ia menebar 250 ekor benih ikan bawal dan 100-an ekor nila.“Semoga ini bisa menjadi mata pencaharian baru warga. Di desa ini belum ada sejarah desa ikan. Tapi sekarang, di sungai kami banyak ikan,” harap dia. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News Simak berita lainnya seputar topik artikel ini, di sini golkar
SBNPa4. 5ra4n02hs7.pages.dev/985ra4n02hs7.pages.dev/4425ra4n02hs7.pages.dev/1145ra4n02hs7.pages.dev/2705ra4n02hs7.pages.dev/3235ra4n02hs7.pages.dev/2255ra4n02hs7.pages.dev/5675ra4n02hs7.pages.dev/259
budidaya ikan keramba di sungai